Di negeri kita,
biasanya pada saat musim penghujan, banyak areal persawahan yang mengalami
gagal panen akibat kondisi areal pertanian tergenang oleh air. Kejadian ini hampir terus berulang setiap
tahunnya. Oleh karena itu perlu adanya suatu teknik budidaya atau teknologi
yang dapat meminimalisir dampak banjir tersebut, terutama untuk daerah-daerah
pertanian yang rawan banjir. Salah satu teknik budidaya yang dapat digunakan
adalah sawah terapung.
Menanam padi dengan cara sawah apung merupakan
teknologi baru bagi warga yang tinggal di daerah rawan banjir. Selama ini,
petani tidak pernah memanfaatkan sawahnya yang terendam banjir. Padahal, banjir
bisa terulang terus setiap tahun. Upaya mengatasi masalah tanam padi di musim
banjir, telah dikembangkan sawah apung untuk mengatasi kesulitan petani.
SMK SPP Negeri Samarinda melakukan
pembelajaran kepada siswanya dalan inovasi budidaya tanaman padi sawah. Sebagai
uji coba dan pembelajaran hal ini dilakukan dalam sekala kecil agar bisa
mencermati analisis usahanya.
Usahatani sawah apung layak untuk
dikembangkan lebih lanjut pada lahan yang mengalami banjir tahunan sebab
menunjukkan pendapatan dan hasil produktivitas yang lebih tinggi daripada
usahatani padi konvensional.
Perlakuan atau
pemeliharaan sawah apung tidak jauh berbeda dengan sawah konvensional atau yang
di tanam di atas tanah. Perbedaan sawah apung dengan sawah konvensional adalah
media tanamnya. Sawah apung ditanam di atas rakit yang diberi sabut kelapa,
jerami, serta tanah. Rakit berfungsi agar sawah terapung, sehingga tidak
terpengaruh ketinggian banjir. Perbedaan lainnya, saat panen padi tidak dapat
dirontokkan di tempat melainkan harus dibawa ke darat.
Percobaan pembuatan
sawah apung sudah dimulai sejak 2010.
Hasil produksi sawah
apung relatif banyak, dan memiliki keunggulan lain yaitu petani bisa menanam
ikan. Namun, masih perlu upaya merubah pola pikir petani dari yang semula
menjadi petani konvensional menjadi petani sawah apung dengan mina ikan.
Dalam budidaya sawah apung ini
digunakan metode SRI (System Rice Intensification), yaitu suatu metode untuk
meningkatkan produktivitas padi yang memanfaatkan dan mengelola kekuatan
sumberdaya alam secara terpadu (tanaman, tanah, air, biota, dan nutrisi) untuk
meningkatkan produktivitas tanaman padi yang berbasis organik.
Tanaman dipindahkan ke media tanam
(rakit) ketika bibit padi sudah di semai selama 10 hari dan pupuk disemprotkan
ke batang serta daun agar lebih efektif. Pupuk organik yang digunakan adalah
PPC (Pupuk Pelengkap Cair) dan MOL (Micro Organism Local).
A. Kelebihan teknik budidaya sawah apung,
yaitu:
1. Tidak membutuhkan penyiraman air dan
saluran irigasi.
2. Tidak membutuhkan traktor untuk
membajak lahan.
3. Tidak membutuhkan pupuk kimia dan
pestisida organik.
4. Tidak membutuhkan perawatan
membersihkan rumput.
5. Mengurangi limbah jerami dan sabut
kelapa.
6. Memanfaatkan lahan yang terbengkalai/
tidak produktif karena banjir dengan durasi yang panjang (satu musim tanam).
7. Bebas ancaman kekeringan pada musim
kemarau untuk wilayah yang banjir tahunan.
B. Budidaya sawah apung juga memiliki
kendala, antara lain:
1. Biaya pembuatan rakit yang cukup besar
pada awal tanam.
2. Petani masih menilai bahwa teknologi
budidaya sawah apung mahal dan merepotkan.
C. Pemanfaatnya ;
Rakit sebagai media sawah apung dapat
digunakan lebih kurang 10 kali musim tanam jika rakit bambu dibuat dengan bahan
pilihan, kuat, dan rapi.
D. Pemupukan :
Dalam sekali tanam, pemupukan
dilakukan sebanyak 10 kali, yaitu dengan interval waktu sekitar seminggu. Pupuk
yang digunakan adalah pupuk organik cair (POC) dengan disis 1:3. Jika kita
menggunakan pupuk kompos akan menambah beban berat pada rakit dan resikonya
rakit akan rusak atau terendam air.
Pengendalian Hama dan Penyakit.
E. Hama / Penyakit :
Untuk hama keong mas, usahakan rakit
tidak terendam atau agak tenggelam jadi usahakan posisi rakit selalu timbul.
Sedangakan untuk hama tikus cukup dibasmi dengan POC atau pestisida organik.
Hal tersebut memberikan keuntungan lain, selain mengusir hama juga dapat
meningkatkan kesuburan tanaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar