GAMAL
(Gliricydia
sepium)
Gamal berasal dari daerah
Amerika Tengah dan Brazil. Di daerah asalnya digunakan sebagai pelindung
tanaman kakao/coklat dan dikenal dengan nama madre cacao.
Oleh penjajah Eropa tanaman ini
dibawa ke benua Asia dan ditanam di India dan Srilangka sebagai tanaman
pelindung teh sejak tahun 1870-an.
Gamal masuk ke Indonesia
melalui perusahaan perkebunan Belanda yang tertarik untuk menggunakannya
sebagai tanaman pelindung di perkebunan teh di Medan pada tahun 1900-an. Namun,
gamal hanya belum menyebar dan hanya ditemukan di daerah Medan saja. Pada tahun
1958 gamal ditemukan oleh Bapak R. Soetarjo Martoatmodjo. Dialah yang
memberinya nama Gamal yang diambil dari nama cucunya dan sama seperti nama
presiden Mesir Gamal Abdul Nasser. Gamal atau Kemal atau jamal artinya halus.
Bapak Soetarjo menafsirkan galam sebagai unta yang sanggup menundukkan sahara
di Indonesia, yaitu padang alang-alang. Menteri pertanian Indonesia waktu itu
Bapak Frans Seda mengartikan galam sebagai Ganyang Mati Alang-alang, karena
gamal digunakan untuk membasmi alang-alang.
Bapak Soetarjo mempopulerkan
tanaman gamal ini ke seluruh Indonesia. Sekarang tanaman gamal bisa temui
hampir di seluruh Indonesia.
MANFAAT
;
Gamal
terutama ditanam sebagai pagar hidup, peneduh tanaman (kakao, kopi, teh), atau sebagai rambatan untuk vanili dan lada. Perakaran gamal merupakan penambat nitrogen yang baik. Tanaman ini berfungsi pula sebagai pengendali erosi dan gulma terutama alang-alang.
Daun-daun
gamal mengandung banyak protein dan mudah dicernakan, sehingga cocok
untuk pakan ternak, khususnya ruminansia (hewan memamah). Daun-daun dan
rantingnya yang hijau juga dimanfaatkan sebagai mulsa atau pupuk hijau untuk memperbaiki
kesuburan tanah
Daun-daun, biji dan
kulit batang gamal mengandung zat yang bersifat racun bagi manusia dan ternak,
kecuali ruminansia. Dalam jumlah kecil, ekstrak bahan-bahan itu digunakan
sebagai obat bagi berbagai penyakit kulit, rematik, sakit kepala,
batuk, dan luka-luka tertentu. Ramuan bahan-bahan itu digunakan pula sebagai pestisida dan rodentisida alami (gliricidia berasal
dari bahasa Latin yang berarti kurang lebih racun tikus). Di Wonogiri, irisan batang gamal
direbus dalam air dan diteteskan ke mata untuk mengobati
penyakit belekan.
KANDUNGAN KIMIA :
Kandungan
nutrisi pada kompos daun gamal yaitu : 3,15%
nitrogen (N), 0,22% fosfor
(P), 2,65% kalium (K),
1,35% kalsium (Ca), dan 0,41% magnesium (Mg).
Demikian informasi
ini,
Semoga bermanfaat.
KEMBALI KE ALAM